Semester 1


  • Pengantar Kesusasteraan Minangkabau (2 SKS): Mata kuliah ini mengajak mahasiswa menyelami khazanah kesusastraan Minangkabau melalui pemahaman yang utuh mengenai pengertian, hakikat, dan ruang lingkupnya, serta pengenalan berbagai bentuk dan contoh karya yang memperkaya tradisi sastra Minangkabau. 

  • Dasar-Dasar Filsafat Minangkabau (3 SKS): Beberapa unsur-unsur penting dalam filsafat, seperti kosmologi, etika, epistemologi, estetika, religi, dan sosial, dan kaitannya dengan masyarakat Minangkabau akan dibahas dalam mata kuliah ini. Secara khusus semua unsur tersebut didalami melalui ungkapan atau kiasan Minangkabau.

  • Pengantar Linguistik Umum (2 SKS): Dalam mata kuliah ini, mahasiswa diperkenalkan pada linguistik secara umum dan menyeluruh. Mulai dari ruang lingkup dan pengertiannya, objek penelitian yang digarap, hingga konsep-konsep penting seperti fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik, serta perjalanan sejarah aliran-aliran linguistik.

  • Kajian Puisi (3 SKS):  Puisi, sebagai salah satu genre penting dalam sastra, menjadi fokus utama perkuliahan ini. Mahasiswa akan diperkenalkan pada keragaman puisi-puisi Minangkabau, baik klasik maupun kontemporer, baik berbahasa Minang maupun tidak namun mengandung isi Minangkabau. Melalui perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami ciri, bentuk, dan nilai puisi, serta secara khusus dapat mengidentifikasi keberadaannya dalam khazanah kesusastraan Minangkabau. 

  • Filsafat Ilmu (3 SKS): Melalui mata kuliah ini, mahasiswa diajak menelusuri pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang ilmu: apa hakikatnya, bagaimana cara kerjanya, serta untuk apa ilmu digunakan. Kajian meliputi persoalan ontologi, epistemologi, dan aksiologi, hingga peran ilmu dalam kehidupan dan p eradaban manusia. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga memiliki kepekaan kritis terhadap posisi dan tanggung jawab ilmu dalam masyarakat.

  • Pengantar Studi Minangkabau (2 SKS): Mata kuliah ini mengajak mahasiswa mengenal Minangkabau secara menyeluruh—dari sejarah dan adat istiadat, bahasa dan sastra, hingga nilai sosial-budaya yang diwariskan. Dengan pengantar yang bersifat lintas bidang, mahasiswa memperoleh bekal awal untuk memahami Minangkabau sebagai identitas kultural sekaligus objek kajian ilmiah.

  • Masyarakat Matrilineal Minangkabau (2 SKS): Fokus utama mata kuliah ini adalah pemahaman mengenai sistem kekerabatan matrilineal yang menjadi ciri khas masyarakat Minangkabau. Mahasiswa akan menelusuri konsep dasar matrilineal, peran perempuan dalam pewarisan dan pengelolaan harta pusaka, serta fungsi laki-laki dalam struktur sosial adat. Selain itu, kajian ini juga menguraikan dinamika hubungan keluarga, nagari, dan rantau dalam konteks matrilineal, termasuk perubahan dan tantangan yang dihadapi sistem tersebut di tengah perkembangan zaman.

  • Sastra Anak (2 SKS): Melalui mata kuliah ini, mahasiswa diajak mengenal lebih dekat dunia sastra anak di Minangkabau, memahami ruang lingkupnya, serta mendiskusikan persoalan-persoalan yang mewarnai perkembangannya.

Semester 2


  • Folklor dan Praktik Pembuatan Arsip Budaya (3 SKS): Mata kuliah ini memberikan pemahaman tentang pengertian, hakikat, dan fungsi folklor dalam masyarakat, sekaligus membedakannya dari unsur kebudayaan lain. Mahasiswa diajak mengenali, mengidentifikasi, dan mengklasifikasikan berbagai bentuk folklor yang berkembang di Minangkabau serta mempelajari metode pengumpulan dan pengarsipannya sebagai upaya pelestarian dan pengembangan kajian akademik.

  • Fonologi (2 SKS): Berbagai pengetahuan dasar mengenai fonologi akan dibahas dalam mata kuliah ini. Pengetahuan dasar tersebut meliputi: pengertian fonologi dan fonetik, analisis fonemik, penentuan fonem dalam bahasa, dan klasifikasi fonem (baik segmental maupun suprasegmental). Selain itu, mahasiswa juga dibekali pemahaman tentang proses produksi bunyi bahasa (fon) serta penataan fonem sebagai dasar dalam pengajaran bahasa dan pengembangan keterampilan berbahasa Minangkabau, termasuk penggunaannya dalam karya sastra. Objek kajian utama mata kuliah ini adalah tuturan lisan yang terdapat dalam tradisi lisan Minangkabau.

  • Pidato Adat dan Pasambahan Minangkabau (3 SKS): Mata kuliah ini memberikan pemahaman komprehensif mengenai pidato adat dan pasambahan dalam tradisi Minangkabau. Mahasiswa diajak mempelajari etika, estetika, serta ragam bentuknya yang berkembang di tengah masyarakat. Selain memahami makna dan fungsinya dalam konteks sosial-budaya, mahasiswa juga dibekali keterampilan praktis untuk berlatih sebagai juru sambah. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya memahami aspek teoretis pidato adat dan pasambahan, tetapi juga terampil menampilkannya.

  • Kajian Prosa (3 SKS): Melalui mata kuliah ini, mahasiswa diajak menelaah hakikat, ruang lingkup, dan karakteristik prosa Minangkabau, baik lisan maupun tulis, baik klasik maupun tak klasik, yang berupa kaba, tambo, cerita rakyat hingga prosa modern yang bertema Minangkabau. Melalui kajian ini, mahasiswa dilatih untuk menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik karya prosa, memahami nilai-nilai budaya, sosial, dan filsafat Minangkabau yang tercermin di dalamnya, serta mengaitkan perkembangan prosa Minangkabau dengan dinamika sastra Indonesia.

  • Filologi (3 SKS): Mata kuliah ini membahas pengertian, objek, dan metode kerja filologi, termasuk ilmu bantu seperti kodikologi dan paleografi. Selain itu, mahasiswa juga diajak mengenal manfaat filologi bagi pengembangan ilmu lain seperti Sastra, Linguistik, Sosiologi, dan Antropologi, dengan penekanan khusus pada kajian manuskrip Minangkabau sebagai warisan intelektual dan budaya.

  • Ungkapan Tradisional Minangkabau (2 SKS): Melalui mata kuliah ini, mahasiswa akan diajak mengenal dan menelaah ungkapan tradisional Minangkabau, seperti pepatah-petitih, mamangan, pameo, bidal, pantun, dan gurindam, beserta sumber inspirasinya, baik dari hewan, tumbuhan, peralatan dapur, hingga nyanyian rakyat. Mahasiswa diajak menemukan, memaknai, dan menganalisis fungsi ungkapan dalam kehidupan masyarakat serta dalam karya sastra berlatar Minangkabau.

Semester 3


  • Morfologi (2 SKS): Dalam perkuliahan ini mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan mengenai morfem, proses morfologis, kelas kata, satuan lingual, serta proses morfofonemik bahasa Minangkabau dan penerapannya dalam analisis karya sastra berbahasa Minangkabau.

  • Silek (3 SKS): Silek merupakan seni bela diri tradisional Minangkabau yang tidak hanya berfungsi sebagai keterampilan fisik, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai filosofis yang mencakup aspek religi, estetis, sosial, dan budaya. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa diperkenalkan pada pemahaman mengenai dimensi filosofis silek sekaligus dibekali keterampilan gerakan dasar silek tradisional Minangkabau beserta berbagai variannya.

  • Teori Sastra (3 SKS): Teori sastra merupakan kerangka konseptual yang diperbantukan untuk memahami, menganalisis, dan menafsirkan karya sastra. Mata kuliah ini membekali mahasiswa dengan berbagai teori, aliran, dan pendekatan dalam kajian sastra, mulai dari strukturalisme, semiotika, dan stilistika, hingga teori-teori pascastrukturalis dan mutakhir seperti dekonstruksi, pascakolonial, feminisme, ekokritik, dan lain sebagainya. Melalui perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu menguasai konsep-konsep dasar teori sastra dan mengaplikasikannya dalam pembacaan serta penafsiran karya sastra, khususnya yang berkaitan dengan khazanah sastra Minangkabau dan konteks keindonesiaan.

  • Kajian Drama (3 SKS): Dalam konteks Minangkabau, drama tradisional berfungsi sebagai hiburan, pendidikan, dan kritik sosial, yang relevan untuk dipahami di tengah perkembangan drama modern hari ini. Mata kuliah ini bertujuan memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai genre karya sastra yang tergolong dalam drama Minangkabau serta ciri-ciri khas drama tradisional Minangkabau. Selain itu, mahasiswa juga dibimbing untuk dapat menghadirkan pertunjukan drama tradisional Minangkabau secara kolaboratif sebagai wujud penerapan pemahaman teoretis dan praktis.

  • Transliterasi dan Transkripsi (3 SKS): Mata kuliah ini memperkenalkan teori dan praktik transkripsi serta transliterasi sebagai keterampilan dasar dalam penelitian bahasa dan sastra Minangkabau. Dalam konteks linguistik, mahasiswa dibekali kemampuan mentranskripsikan data lisan bahasa Minangkabau ke dalam bentuk tulisan yang sistematis menggunakan kaidah fonetis dan fonemis. Sementara dalam konteks kajian manuskrip, mahasiswa dilatih melakukan transliterasi teks Arab-Melayu (Jawi) ke huruf Latin dengan memperhatikan kaidah ejaan, konteks budaya, dan nilai historis teks. Melalui perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu menguasai keterampilan transkripsi dan transliterasi untuk mendukung penelitian linguistik, filologi, dan pelestarian khazanah sastra Minangkabau.

  • Sastra Lisan Minangkabau (3 SKS): Mata kuliah ini membekali mahasiswa dengan pengetahuan dasar mengenai sastra lisan Minangkabau, meliputi pengertian, ciri-ciri, ragam, persebaran, serta contoh-contohnya. Selain itu, mahasiswa juga akan diperkenalkan pada metode penelitian sastra lisan dan dilatih dalam penerapannya melalui kegiatan analisis dan praktik lapangan.

  • Seni Pertunjukan Minangkabau (3 SKS): Mata kuliah ini membahas seni pertunjukan Minangkabau sebagai salah satu ekspresi budaya yang hidup dalam masyarakat. Materi meliputi pengertian dan karakteristik seni pertunjukan Minangkabau, ragam bentuk (musik, tari, teater, dan randai), fungsi sosial-budaya, nilai estetis, serta dinamika perkembangannya dalam konteks tradisi dan modernitas. Mahasiswa juga diperkenalkan pada metode kajian seni pertunjukan serta latihan analisis dan praktik sederhana untuk memahami seni pertunjukan Minangkabau.

  • Psikologi Sastra (2 SKS/Pilihan): Sastra tidak hanya merekam peristiwa dan budaya, tetapi juga menyimpan jejak-jejak kejiwaan manusia. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa diajak menelusuri keterkaitan antara psikologi dan karya sastra dengan menelaah aspek kejiwaan pengarang, tokoh, serta pembaca. Kajian mencakup konsep dasar psikologi sastra, teori-teori psikologi (Maslow, Freud, Jung, dan Lacan), serta aplikasinya dalam menganalisis karya, khususnya karya sastra Minangkabau baik lisan maupun tulis. Fokus pembelajaran diarahkan pada pemahaman dinamika kejiwaan dan nilai budaya yang menyatu dalam teks sastra.

  • Bahasa Isyarat (2 SKS/Pilihan): Sebagai salah satu bentuk komunikasi visual, bahasa isyarat menghadirkan cara berbahasa yang mengandalkan gerak tangan, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh. Mata kuliah ini memperkenalkan dasar-dasar bahasa isyarat Indonesia (BISINDO) dan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) sebagai sarana interaksi dengan komunitas Tuli. Mahasiswa dilatih memahami struktur, kosakata, serta praktik percakapan sederhana dengan menggunakan bahasa isyarat. Selain itu, pembelajaran diarahkan pada penguatan kesadaran inklusif, khususnya dalam konteks kebudayaan Minangkabau, agar mahasiswa mampu menjembatani komunikasi lintas komunitas sekaligus membuka ruang ekspresi sastra dan budaya melalui media bahasa isyarat.

  • Psikolinguistik (2 SKS/Pilihan): Kajian tentang hubungan bahasa dan pikiran yang menyingkap bagaimana bahasa diproduksi, dipersepsi, dipahami, serta diperoleh manusia sepanjang hidupnya. Mahasiswa diajak memahami teori-teori utama dalam psikolinguistik, proses kognitif yang melandasi komunikasi verbal maupun nonverbal, serta faktor biologis, sosial, dan psikologis yang memengaruhinya. Pembelajaran juga mencakup isu-isu kontemporer, seperti pemerolehan bahasa pertama dan kedua, gangguan berbahasa, hingga peran psikolinguistik dalam penelitian bahasa dan pendidikan.

  • Bahasa Belanda (2 SKS/Pilihan): Mata kuliah ini membekali mahasiswa dengan kemampuan dasar membaca dan memahami teks berbahasa Belanda, khususnya yang terkait dengan arsip, naskah kolonial, dan literatur tentang Minangkabau. Pembelajaran difokuskan pada penguasaan kosakata, tata bahasa, serta strategi membaca teks untuk kepentingan penelitian. Bagi mahasiswa Sastra Minangkabau, penguasaan Bahasa Belanda sangat bermanfaat untuk mengakses sumber primer yang banyak tersimpan di arsip nasional, perpustakaan, maupun koleksi kolonial, seperti laporan pemerintah Hindia Belanda, catatan etnografi, hingga karya sastra awal yang berkaitan dengan Minangkabau. Kemampuan ini membuka peluang penelitian skripsi berbasis data asli, memperkaya pemahaman sejarah dan budaya Minangkabau, serta memperluas jejaring akademik dengan pusat studi Belanda di Indonesia maupun luar negeri.

Semester 4


  • Sintaksis (2 SKS): Mata kuliah ini bertujuan membekali mahasiswa dengan pengetahuan tentang kalimat, klausa, dan frasa dalam bahasa lisan maupun tulisan Minangkabau yang muncul dalam berbagai peristiwa adat, budaya, serta karya sastra Minangkabau. Mahasiswa juga dilatih untuk menganalisis fungsi, kategori, dan peran unsur-unsur kalimat dengan objek kajian berupa teks sastra Minangkabau.

  • Kritik Teks (3 SKS): Melanjutkan mata kuliah Filologi dan Membaca Arab-Melayu sebelumnya, mata kulih Kritik Teks memfokuskan pada pembahasan yang tidak hanya memperkenalkan berbagai metode dan teknik penyuntingan teks, tetapi juga mengarahkan mahasiswa pada praktik kritik teks, yaitu upaya menilai, membandingkan, dan menyunting naskah untuk memperoleh bentuk teks yang paling autentik dan mendekati aslinya. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa diajak mengasah keterampilan filologis sekaligus berlatih langsung mengerjakan edisi teks terhadap khazanah naskah Minangkabau.

  • Randai (3 SKS): Mata kuliah ini memperkenalkan mahasiswa pada randai sebagai salah satu seni pertunjukan tradisional Minangkabau yang memadukan sastra lisan, musik, tari, dan teater. Pembahasan meliputi sejarah, fungsi sosial, struktur pertunjukan, hingga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Selain kajian teoritis, mahasiswa juga akan terlibat dalam praktik pementasan randai, mulai dari membaca kaba sebagai sumber cerita, menyusun galombang (gerakan tari), hingga mengolah dialog dan musik pengiring. Dengan demikian, mata kuliah ini tidak hanya memberikan pemahaman konseptual, tetapi juga pengalaman artistik yang memperkaya apresiasi terhadap khazanah seni pertunjukan Minangkabau.

  • Badendang (2 SKS): Mata kuliah ini mengenalkan tradisi lisan badendang sebagai ekspresi seni dan budaya Minangkabau. Di sini, mahasiswa akan mempelajari sejarah, fungsi, struktur teks, dan konteks pertunjukan badendang. Selain itu kelas ini juga akan memberikan pengalaman menonton badendang dari senimannya, serta mencoba berlatih badendang. Pembelajaran badendang diarahkan untuk menumbuhkan apresiasi kritis sekaligus mendorong pelestarian dan pengembangan badendang agar tetap relevan di masa kini. 

  • Menulis Karya Sastra Minangkabau (2 SKS): Mata kuliah ini membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan mencipta karya sastra berbahasa Minangkabau (baik dalam bentuk puisi, prosa, maupun drama). Mahasiswa diajak mengeksplorasi kekayaan bahasa dan realitas kemanusiaan masyarakat Minangkabau sebagai sumber penciptaan karya sastra. Selain praktik menulis, mahasiswa juga dilatih melakukan pembacaan kritis terhadap karya yang dihasilkan untuk mengasah kepekaan estetik, kreativitas, dan kemampuan reflektif. Hasil akhir perkuliahan berupa portofolio karya sastra Minangkabau yang orisinal.

  • Sosiologi Sastra (2 SKS): Mata kuliah ini memberikan pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan kepada mahasiswa untuk melakukan kajian sosiologis terhadap karya sastra Minangkabau. Dalam mata kuliah ini, dibahas konsep dan prinsip dasar sosiologi sastra. Aplikasi kajian dalam mata kuliah ini diharapkan dapat melatih mahasiswa dan memberikan alternatif penelitian skripsi pada akhir studi. 

  • Transformasi Sastra (2 SKS): Mata kuliah ini membahas proses perubahan, peralihan, dan pengadaptasian karya sastra dari satu bentuk ke bentuk lain, baik dalam ranah intra-sastra (misalnya dari lisan ke tulisan, dari puisi ke prosa atau drama) maupun lintas media (adaptasi ke film, teater, musik, atau media baru). Mahasiswa diajak memahami teori-teori transformasi, seperti teori adaptasi dan apropriasi, serta menganalisis contoh-contoh karya yang mengalami pergeseran bentuk, medium, dan makna. Penekanan diberikan pada kajian transformasi karya sastra Minangkabau dalam konteks kontemporer, termasuk relasi antara tradisi, modernitas, dan globalisasi. Melalui diskusi, presentasi, dan praktik kreatif, mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan keterampilan analitis sekaligus menghasilkan karya atau kajian transformasi sastra yang kritis dan inovatif.

  • Apresiasi Sastra dan Film (2 SKS/Pilihan): Mata kuliah ini membekali mahasiswa dengan kemampuan memahami, menghayati, dan menilai karya sastra dan kaitannya dengan film, baik dalam konteks eminangkabauan maupun keindonesiaan. Fokusnya pada apresiasi karya sastra Minangkabau yang dijadikan sumber penciptaan film, dan sebaliknya. Pada akhirnya, mata kuliah ini melatih mahasiswa untuk menulis karya tulis populer maupun ilmiah sebagai bentuk respon dan apresiasi kritis terhadap sastra dan film.

  • Linguistik Bandingan (2 SKS/Pilihan): Mata kuliah ini memperkenalkan teori dan metode linguistik bandingan untuk mengkaji hubungan kekerabatan bahasa, perbedaan struktural, serta perkembangan historis bahasa. Mahasiswa dibekali keterampilan membandingkan fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon antarbahasa, khususnya antara bahasa Minangkabau dengan bahasa serumpun di Nusantara maupun rumpun Austronesia. Melalui kajian ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami posisi bahasa Minangkabau dalam peta linguistik serta menghasilkan analisis akademik mengenai persamaan dan perbedaannya dengan bahasa lain.

  • Sastra Bandingan (2 SKS/Pilihan): Mata kuliah ini membekali mahasiswa dengan konsep, teori, dan metode sastra bandingan untuk mengkaji persamaan, perbedaan, serta hubungan antar karya sastra lintas bangsa, budaya, dan media. Fokus diberikan pada keterkaitan karya sastra Minangkabau dengan karya sastra Nusantara maupun dunia, baik dari segi tema, bentuk, maupun representasi nilai budaya. Melalui kajian ini, mahasiswa diharapkan mampu menempatkan sastra Minangkabau dalam konteks yang lebih luas serta menghasilkan tulisan akademik yang menunjukkan apresiasi kritis dan analisis komparatif.

Semester 5


  • Semantik (2 SKS): Mata kuliah ini membahas teori dan konsep dasar makna dalam bahasa serta hubungan antara tanda bahasa dengan acuannya. Mahasiswa mempelajari berbagai jenis makna, relasi semantis, perubahan makna, serta penerapannya dalam analisis bahasa dan sastra Minangkabau. Dengan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami, menjelaskan, dan menganalisis makna secara kritis dalam konteks kebahasaan dan kesusasteraan Minangkabau.

  • Kritik Sastra (3 SKS): Mata kuliah ini merupakan kelanjutan dari mata kuliah Teori Sastra, yang menekankan penerapan konsep, istilah, dan pendekatan kritik yang telah dipelajari sebelumnya untuk menganalisis karya sastra secara sistematis. Mahasiswa mempraktikkan berbagai metode kritik, baik klasik maupun modern, pada karya sastra Minangkabau maupun Nusantara. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu menghasilkan analisis dan tulisan kritis yang menunjukkan pemahaman teori sekaligus kemampuan menilai nilai estetik, sosial, dan kultural karya sastra.

  • Ragam Hias Minagkabau (2 SKS): Mata kuliah ini membahas konsep, bentuk, dan makna ragam hias Minangkabau dalam berbagai media, seperti rumah adat, kain, peralatan tradisional, manuskrip, dan lain sebagainya. Mahasiswa mempelajari bentuk, fungsi, serta nilai filosofis yang terkandung dalam ragam hias, sekaligus memahami kaitannya dengan sistem budaya dan pandangan hidup masyarakat Minangkabau. Selain sebagai warisan budaya, ragam hias juga dipelajari dalam konteks transformasinya menjadi produk kreatif yang dapat mendukung kapasitas kewirausahaan mahasiswa. Dengan demikian, mata kuliah ini tidak hanya menumbuhkan apresiasi budaya, tetapi juga keterampilan inovatif dalam pengembangan seni dan identitas Minangkabau.

  • Menulis Ilmiah (2 SKS): Mata kuliah ini membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan dalam penulisan karya ilmiah, mulai dari pemilihan topik, perumusan masalah, penyusunan argumen, penggunaan referensi, hingga teknik penulisan akademik sesuai kaidah. Mahasiswa dilatih menulis esai, makalah, dan artikel ilmiah yang memenuhi standar akademis dengan memperhatikan struktur, bahasa, serta etika penulisan. Selain itu, mahasiswa juga diarahkan untuk mempublikasikan tulisannya pada media ilmiah, sehingga memiliki pengalaman nyata dalam penyebaran gagasan akademik.

  • Sastra dan Industri Kreatif (2 SKS): Mata kuliah ini membahas hubungan sastra dengan industri kreatif, khususnya bagaimana karya sastra dapat menjadi sumber ide, inspirasi, dan bahan baku bagi berbagai produk budaya. Mahasiswa diajak memahami transformasi teks sastra ke dalam bentuk kreatif seperti film, teater, musik, seni rupa, penerbitan, hingga media digital. Fokus juga diberikan pada karya sastra Minangkabau dan potensinya dalam pengembangan ekonomi kreatif lokal. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa tidak hanya mengapresiasi sastra, tetapi juga mengembangkan keterampilan inovatif dan kewirausahaan berbasis karya sastra.

  • Prosesi Adat Perkawinan Minangkabau (2 SKS): Mata kuliah ini membahas tahapan, simbol, dan makna prosesi adat perkawinan Minangkabau dalam kaitannya dengan sistem kekerabatan matrilineal dan nilai budaya adat. Mahasiswa mempelajari rangkaian prosesi seperti maresek, manjapuik marapulai, babako, hingga baralek, beserta variasinya di berbagai nagari, fungsi sosial, serta dinamika perubahan dalam konteks modernisasi dan globalisasi. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami prosesi adat perkawinan sebagai warisan budaya sekaligus objek kajian akademik yang sarat makna adat.

  • Antropologi Sastra (2 SKS): Mata kuliah ini membahas keterkaitan antara sastra dan kebudayaan dengan menggunakan perspektif antropologi. Mahasiswa mempelajari bagaimana karya sastra merepresentasikan sistem nilai, kepercayaan, ritus, simbol, dan praktik sosial dalam suatu masyarakat. Fokus juga diarahkan pada kajian sastra Minangkabau, sehingga mahasiswa mampu menganalisis teks sastra sebagai ekspresi budaya sekaligus memahami hubungan timbal balik antara sastra dan kehidupan sosial masyarakat.

  • Metodologi Penelitian (2 SKS): Mata kuliah ini membekali mahasiswa dengan konsep dasar, pendekatan, dan teknik penelitian dalam bidang bahasa, sastra, dan budaya Minangkabau. Mahasiswa mempelajari tahapan penelitian mulai dari perumusan masalah, penyusunan kerangka teori, pemilihan metode, pengumpulan dan analisis data, hingga penulisan laporan penelitian sesuai kaidah akademik. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu merancang proposal penelitian yang sistematis dan relevan dengan bidang kajiannya.

  • Bahasa Arab (2 SKS/Pilihan): Mata kuliah ini akan mengulas dan memberikan wawasan kaidah dasar bahasa Arab. Bahasa Arab perlu dipelajari, paling tidak oleh tiga alasan, 1) Bahasa Arab adalah bahasa resmi yang diakui oleh PBB, dan dengan demikian ia dipakai sebagai bahasa komunikasi internasional; 2) Fakta bahwa berbagai referensi keilmuan ditulis dalam bahasa Arab. Menguasai bahasa Arab akan memudahkan seseorang mengakses, membaca, dan memahami referensi bidang ilmu tertentu yang ditulis dalam bahasa Arab—terutama referensi bidang ilmu keislaman, yang sebagian besarnya telah menjadi locus classicus; dan 3) Dalam konteks pengajaran di Prodi Sastra Minangkabau, khususnya minat kajian manuskrip Minangkabau, bahasa Arab akan membantu seseorang dalam melakukan kerja-kerja filologis. Bahwa beberapa manuskrip Minangkabau, didapati telah menyerap dan menggunakan bahasa Arab/istilah-istilah berbahasa Arab di dalamnya. Atas dasar tiga alasan di atas, maka bahasa Arab kiranya perlu diajarkan. Secara garis besar, bahasa Arab yang diajarkan di sini mencakup tata bunyi (‘ilmu al-ashwat; fonologi), tata kata (sharf; morfologi), dan tata kalimat (nahwu; sintaksis) bahasa Arab.

  • Wawasan Wisata (2 SKS/Pilihan): Mata kuliah ini merupakan pengantar dalam kelompok mata kuliah keterampilan kepariwisataan. Pembahasan mencakup konsep kepariwisataan, sejarah perjalanan manusia, pariwisata sebagai industri, aspek ekonomi, serta dimensi sosial-budaya pariwisata. Selain itu, juga dibahas fenomena kepariwisataan di Sumatera Barat, clean tourism, konflik dan konformitas, serta dasar-dasar metode penelitian kepariwisataan. Seluruh materi dikaitkan dengan realitas dan persoalan yang dihadapi masyarakat melalui contoh, studi kasus, dan pembahasan kritis.

  • Sosiolinguistik (2 SKS/Pilihan): Mata kuliah ini membahas hubungan antara bahasa dan masyarakat dengan menekankan pada faktor sosial, budaya, dan situasional yang memengaruhi penggunaan bahasa. Mahasiswa mempelajari konsep dasar seperti variasi bahasa, pilihan bahasa, alih kode, campur kode, sikap bahasa, perencanaan bahasa, hingga fenomena bilingualisme dan diglosia. Fokus juga diarahkan pada kajian bahasa Minangkabau dalam konteks sosialnya, sehingga mahasiswa mampu menganalisis peran bahasa dalam dinamika kehidupan masyarakat Minangkabau maupun dalam interaksi dengan bahasa lain.

  • Antropolinguistik (2 SKS/Pilihan): Mata kuliah ini membahas hubungan antara bahasa dan kebudayaan dengan menggunakan perspektif antropologi linguistik. Mahasiswa mempelajari konsep-konsep seperti relativitas bahasa, etnografi komunikasi, register, gaya bahasa, serta peran bahasa dalam ritus, mitos, dan praktik budaya. Fokus kajian diarahkan pada bahasa dan budaya Minangkabau sehingga mahasiswa mampu menganalisis bagaimana bahasa menjadi sarana memahami pandangan hidup, identitas, serta praktik sosial masyarakat.

Semester 6


  • Seminar (4 SKS): Mata kuliah ini merupakan kelanjutan dari Metodologi Penelitian. Jika di Metodologi Penelitian mahasiswa dilatih merancang proposal, maka dalam mata kuliah Seminar mereka mempresentasikan rancangan penelitian dan hasil kajian awalnya sesuai kaidah akademik. Mahasiswa mengembangkan kemampuan analisis, argumentasi, dan diskusi kritis melalui forum seminar, sebagai bekal penting untuk penulisan skripsi di bidang bahasa, sastra, dan budaya Minangkabau.

  • Dialektologi (2 SKS/Pilihan): Mata kuliah ini membahas variasi dialek dalam suatu bahasa, baik dari segi fonologi, morfologi, leksikon, maupun sintaksis, dengan pendekatan geografis maupun sosial. Mahasiswa mempelajari konsep dasar dialektologi, metode pengumpulan data lapangan, pembuatan peta dialek, serta analisis perbedaan dan persamaan antar dialek. Fokus diberikan pada kajian dialek-dialek bahasa Minangkabau, sehingga mahasiswa mampu memahami keragaman internal bahasa Minangkabau dan mengaitkannya dengan faktor sejarah, sosial, dan budaya.

  • Leksikologi dan Leksikografi (2 SKS/Pilihan): Leksikologi adalah ilmu yang mempelajari kosakata suatu bahasa, termasuk struktur, makna, dan hubungan antarkata, sedangkan leksikografi adalah ilmu tentang penyusunan kamus. Mata kuliah ini membahas konsep, metode, dan penerapan kedua bidang tersebut, dengan penekanan pada bahasa Minangkabau. Selain itu, mahasiswa dilatih dalam praktik leksikografi, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, penyusunan entri, hingga penyajian kamus, sehingga mampu menghasilkan karya leksikografis sederhana yang bermanfaat bagi pengembangan bahasa dan budaya Minangkabau.

  • Etnomedisin Minangkabau (2 SKS/Pilihan): Mata kuliah ini membahas praktik pengobatan tradisional dan sistem kesehatan masyarakat Minangkabau, termasuk teori, metode, dan ritual yang terkait dengan penyembuhan. Mahasiswa mempelajari aspek filosofis, simbolik, dan sosial-budaya etnomedisin, serta keterkaitannya dengan kepercayaan dan praktik adat. Melalui kajian ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami etnomedisin Minangkabau sebagai bagian dari warisan budaya sekaligus objek penelitian interdisipliner yang relevan dengan antropologi, linguistik, dan sastra.

  • Permainan Tradisional Minangkabau (2 SKS/Pilihan): Mata kuliah ini fokus pada kajian dan praktik permainan anak yang berasal dari budaya tradisional, diwariskan secara turun-temurun, dan memiliki berbagai variasi. Mata kuliah membahas makna, konsep, teori, serta praktik permainan anak, baik dalam konteks pendidikan maupun di luar lingkungan formal. Sebagai bahan kajian, mahasiswa mempelajari contoh permainan tradisional Minangkabau, antara lain Badia Batuang, Mancik-Mancik, Pak Tekong, Petok/Tok Lele, Kalang Ambek, Lumpek Tali, Main Gundu, Ba’adu Buah Para, Engklek, dan Kelereng.

Semester 7