FIB - Dalam rangka memperingati Bulan Bahasa, HUT klub Sahara, dan Hari Sumpah Pemuda, novel ke-5 karya Arif Rahman Hakim S. Hum., alumni Sastra Minangkabau FIB Unand, Litch in Holland diluncurkan di Aula Balai Kota Pariaman pada tanggal 28 Oktober 2018.

Peluncuran buku novel Litch in Holland yang diselenggarakan oleh Gelora Sastra Klub Sahara dengan menghadirkan pejabat dari Dinas Pariwisata Kota Pariaman, Dinas pendidikan, dan dinas terkait, serta guru-guru se-Kota dan Kabupaten Padang Pariaman dan juga mahasiswa serta
pelajar secara umum.

Arif Rahman Hakim S. HumFoto 1 : Pemotongan pita saat peluncuran novel Litch in Hollandoleh Elfis Candra, S.H. (Kepala Dinas Pariwisata Kota Pariaman)

Novel kelima karya Arif Rahman Hakim ini terinspirasi dari beberapa cerita yang pernah dia baca. Selain itu, novel itu juga terinspirasi dari Kuliah Bahasa Belanda yang mengemukakan nilai-nilai Islam di negeri itu.

Sebelum meluncurkan novel Litch in Holland, Arif (nama sapaannya) telah menerbitkan empat novel inspiratif lainnya, seperti: novel pertama (Boyan Kaliang tahun 2015); novel kedua (Sahabat dalam Kaca tahun 2016); novel ketiga (Dosa Sepele Masak Sih? tahun2017); novel keempat (Dua
Perempuan bertanya padaku tentang luka dan air mata tahun 2017).

Arif merupakan alumni Sastra Minangkabau FIB Unand yang berprestasi. Dia merupakan salah seorang lulusan cumlaude pada wisuda III tahun 2018 dan juga termasuk Bintang Aktivis kampus FIB Unand.

Dalam wawancaranya, Arif mengungkapkan bahwa tidak pernah terpikirkan olehnya akan menjadi seorang penulis novel.

"Tidak pernah kebayang kalau akan jadi penulis, soalnya dulu lulusan SMK akuntansi, mentoknya kerja di akuntan atau di perpajakan. Namun, takdir berpihak pada dunia kepenulisan. Itu mungkin dikarenakan kuliah di FIB," ungkapnya.

Arif memulai karir sebagai penulis dengan mencoba mengikuti lomba-lomba cerpen dan puisi. Dia juga pernah meraih juara I Lomba Karya Puisi oleh Indoleaders.com tahun 2016 dan juara I Lomba Cerpen Nasional Agenda Driver FSI Fisip.

"Saya sering mengikuti lomba-lomba seperti puisi, cerpen. Ada yang menang, ada juga yang tidak. Alhamdulillah sampai saat ini udah 25 buku antologi se-Indonesia. 1 buku antologi puisi se-Asia Tenggara pada TPAT tahun 2018 dan 1 buku antologi puisi se-Dunia “Wangian kembang” bersama Persatuan Penyair Malaysia dan ratusan penyair 12 negara di dunia," dia menyebutkan.

Arif yang memiliki segudang prestasi juga aktif dalam berbagai organisasi semasa masih kuliah. Selain menjadi ketua Klub SAHARA tahun 2015-2016, dia juga pernah menjadi pengurus FSI FIB Unand tahun 2014-2017.

Arif berharap agar ke depannya dia selalu bisa berkarya dan terus menginspirasi. Dalam wawancaranya, Arif juga menyebutkan akan meluncurkan novel terbaru dipenghujung akhir tahun 2018 yang bisa didapatkan diseluruh Gramedia se-Indonesia.

Diakhir wawancaranya, Arif menyampaikan, "Tetaplah membumi hati dan jiwa, namun melangitlah doa-doa dan impian-impian."

 

 

Reporter: Irma Suryani, Editor: Ayendi, Admin: Gading Rahmadi