
Sejarah
Program Studi (Prodi) Sarjana (S1) Sastra Minangkabau didirikan pada 1985, tiga tahun setelah berdirinya Fakultas Sastra Universitas Andalas. Walaupun Prodi Sastra Minangkabau baru dibentuk kemudian, keberadaan Fakultas Sastra (sejak 2011 berganti nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya) pada dasarnya berakar dari kebutuhan akan lembaga pendidikan yang dapat mengkaji bahasa, sastra, dan budaya, khususnya yang terkait dengan keminangkabauan. Khazanah sastra Indonesia tak dapat dilepaskan dari kontribusi para penulis Minangkabau. Banyak sastrawan dari Angkatan Balai Pustaka dan Angkatan Pujangga Baru yang berasal dari Minangkabau. Selain itu, sejarah mencatat peran besar masyarakat Minangkabau dalam perjuangan dan pemertahanan kemerdekaan Indonesia. Kontribusi ini menimbulkan pertanyaan tentang peran budaya Minangkabau dalam membentuk tokoh-tokoh besar tersebut. Fakta ini semakin memperkuat alasan untuk mendirikan Prodi Sastra Minangkabau di Universitas Andalas. Saat ini, Prodi Sastra Minangkabau terakreditasi B oleh BAN-PT. Dalam perjalanannya, prodi ini terus berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran untuk menghasilkan lulusan yang kompeten. Mulai Tahun Akademik 2023/2024, Prodi Sastra Minangkabau menerapkan kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) yang tidak hanya menekankan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai profil lulusan yang telah dirancang, tetapi juga mampu mengaplikasikan semua itu dalam konteks nyata, sehingga lulusan siap berkontribusi secara profesional dan sosial di masyarakat. Kurikulum ini diterapkan juga dengan harapan dapat mendukung program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM). Ke depan, kurikulum Prodi Sastra Minangkabau akan terus dievaluasi secara berkala untuk menjawab kebutuhan zaman dan kebutuhan dunia kerja. Evaluasi ini dilakukan setiap tahun melalui kegiatan evaluasi diri, sehingga lulusan yang dihasilkan tetap relevan, berkualifikasi, dan berkualitas.